Total Tayangan Halaman

Rabu, 22 April 2015

Terapi Psikoanalisis

Psikoanalisis adalah terapi klasik, jangka panjang, dan berorientasikan tilikan. Tujuannya adalah mengubah kepribadian mayor dengan cara mengidentifikasi dan memodifikasi (“menyelesaikan”) konflik-konflik nir sadar dengan asosiasi bebas, menganalisis transferensi dan resistensi serta interprestasi mimpi. Ciri “analisis” adalah memakan waktu ratusan jam. Pasien-pasien yang lebih dianjurkan untuk mendapatkan terapi ini ialah gangguan “neurotik” dan gangguan kepribadian. Terapi ini jangka lama, mahal, keefektifannya tidak pasti, dan oleh karena itu, jarang digunakan.
Psikoterapi berorientasi psikoanalitik tujuannya serupa dengan psikoterapi suportif, yaitu menghilangkan gejala, dan serupa pula dengan psikoanalisis dalam upaya memahami secara dinamik konflik-konflik nirsadar pasien (tilikan) dan dalam menggunakan analisis transferesnsi dan interpretasi mimpi. Terapi ini lebih singkat dari psikoanalisis dan jauh lebih sering digunakan.

Kini, psikoterapi singkat telah diteliti sebagai suatu cara untuk mempengaruhi problem pasien, pada saat yang bersamaan juga membatasi, baik jumlah pertemuan  (12-25 atau lebih) maupun jumlah topik yang dibicarakan. Biasanya, satu konflik atau masalah interpersonal adalah topik yang dipilih untuk terapi dan dieksplorasi dalam, pada umumnya dengan perspektif psikodinamika yang telah didapatkan terdahulu tampaknya menjanjikan. Perlu diketahui bahwa psikoterapi singkat ini dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan teori yang lain, misal, menggunakan prinsip-pinsip humanistik.
Sumbangan utama psikoanalisis :
1.      kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia bias diterapkan pada perbedaan penderitaan manusia
2.      tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh factor tak sadar
3.      perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yg kuat thd kepribadian dimasa dewasa
4.      teori psikpanalisis menyediakan kerangka kerja yg berharga untuk memahami cara-cara yg di use oleh individu dalam mengatasi kecemasan
5.      terapi psikoanalisis telah memberikan cara2 mencari keterangan dari ketidaksadaran melalui analisis atas mimpi2


Sumber : Tomb, D. (2000). Psikiatri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
            Indryawati.staff.gunadarma.ac.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar