Total Tayangan Halaman

Rabu, 22 April 2015

Terapi Humanistik Eksistensial

  • Pendiri Tokoh-tokoh dari humanistik eksistensial antara lain adalah 
  • • Ludwig Binswanger 
  • • Medard Boss 
  • • Abraham Malow 
  • • Carl H. Roger 
  • • Victor Frankl 
  • • Holo May 
  • • Bagental 
  • • Irvin Yalom 
  • • Yourard dan Arbuckle.
  • Konsep Dasar Psikologi eksistensial humanistik berfokus pada kondisi manusia. Pendekatan terapi eksistensial, suatu pendekatan yang mencakup terapi-terapi yang yang berlandaskan konsep-konsep dan asumsi- asumsi tentang manusia.
  • Konsep dasar menurut Akhmad Sudrajat adalah : 
  • • Manusia bebas untuk menjadi apa yang ia inginkan. 
  • • Manusia tidak pernah statis. 
  • • Setiap orang memiliki potensi kreatif dan bisa menjadi orang kreatif.
  • Asumsi Tingkahlaku Masalah Hakekat konseling eksistensial humanistik menekankan renungan filosofi tentang apa artinya menjadi manusia. Eksistensial humanistik berdasarkan pada asumsi bahwa kita bebas dan bertanggug jawab atas pilihan yang kita ambil dan perbuat yang kita lakukan. Yang paling diutamakan dalam konseling eksistensial humanistik adalah hubungannya dengan klien.
  •  Inti dari hubungan terapeutik adalah rasa saling menghormati, yang mencakup kepercayaan akan potensi klien untuk secara otentik menangani kesulitan mereka dan akan kemampuan mereka menemukan jalan alternatif akan keberadaan mereka.
  • Tujuan Konseling Menurut Gerald Corey : 
  • a. Agar klien mengalami keberadaannya secara otentik. 
  • b. Meluaskan kesadaran diri klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya. 
  • c. Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan memilih diri.
  • Tujuan Konseling menurut Akhmad Sudrajat yaitu : 
  • 1. Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima keadaannya menurut apa adanya. Saya adalah saya. 
  • 2. Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan serta pandangan- pandangan individu, yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar individu dapat mengembangkan diri dan meningkatkan self actualization seoptimal mungkin. 
  • 3. Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan oleh individu dalam proses aktualisasi dirinya.
  • 4. Membantu individu dalam menemukan pilihan- pilihan bebas yang mungkin dapat dijangkau menurut kondisi dirinya.
  • Karakteristik Konseling eksistensialisme berfokus pada situasi kehidupan manusia di alam semesta, yang mencakup; kemampuan kesadaran diri, kebebasan untuk memilih dan menentukan nasib hidupnya sendiri; tanggung jawab pribadi; usaha untuk menemukan makna dari kehidupan manusia ; keberadaan dalam komunikasi dengan manusia lain ; kematian; serta kecenderungan dasar untuk mengembangkan dirinya semaksimal mungkin.
  • Keotentikan sebagai “urusan utama psikoterapi” dan “nilai eksistensial pokok”. Terdapat tiga karakteristik dari keberadaan otentik : 1. Menyadari sepenuhnya keadaan sekarang 2. Memilih bagaimana hidup pada saat sekarang 3. Memikul tanggung jawab untuk memilih
  • Peran dan fungsi Konselor Peran dan Fungsi konselor sebagai berikut : 1. Memahami dunia klien dan membantu klien untuk berfikir dan mengambil keputusan atas pilihannya yang sesuai dengan keadaan sekarang. 2. Mengembangkan kesadaran, keinsafan tentang keberadaannya sekarang agar klien memahami dirinya bahwa manusia memiliki keputusan diri sendiri. 3. Konselor sebagai fasilitator memberi dorongan dan motivasi agar klien mampu memahami dirinya dan bertanggung jawab menghadapi reality.
  • 4. Membentuk kesempatan seluas – luasnya kepada klien, bahwa putusan akhir pilihannya terletak ditangan klien.
  •  Hubungan Konselor dengan Klien Yang paling diutamakan oleh konselor eksistensial adalah hubunganya dengan klien. Konseling merupakan perjalanan yang ditempuh konselor dan klien, suatu perjalanan pencarian menyelidiki kedalam dunia seperti yang dilihat dan dirasakan klien.
  • Konselor berbagi reaksi dengan kliennya disertai kepedulian dan empati yang tidak dibuat-buat sebagai satu cara untuk memantapkan hubungan terapeutik. Inti dari hubungan terapeutik adalah rasa saling menghormati, yang mencakup kepercayaan akan potensi klien untuk secara otentik menangani kesulitan mereka dan akan kemampuan mereka menemukan jalan alternatif akan keberadaan mereka.
  •  Pola hubungan : 1. Hubungan klien adalah hubungan kemanusiaan. Konselor berstatus sebagai partner klien, setara dengan klien sehingga hubungannnya berada dalam situasi bebas tanpa tekanan. 2. Klien sebagai subjek bukan obyek yang dianalisis dan didiagnosis. 3. Konselor harus terbuka baik kepribadiannya dan tidak pura – pura.
  • Tahap Konseling 1. Selama tahap pendahuluan, konselor membantu klien dalam hal mengidentifikasi dan mengklarifikassi asumsi mereka terhadap dunia. 2. Pada tahap tengah dari konseling eksistensial, klien didorong semangatnya untuk lebih dalam lagi meneliti sumber dan otoritas dari system nilai mereka. 3. Tahap terakhir dari konseling eksistensial berfokus pada menolong klien untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka sendiri.
  • Teknik konseling Menurut Akhmad Sudrajat teknik yang dianggap tepat untuk diterapkan dalam pendekatan ini yaitu teknik client centered counseling, sebagaimana dikembangkan oleh Carl R. Rogers. meliputi: (1) acceptance (penerimaan) (2) respect (rasa hormat) (3) understanding (pemahaman) (4) reassurance (menentramkan hati) (5) encouragementlimited questioning (pertanyaan terbatas) (6) reflection (memantulkan pernyataan dan perasaan) (7) memberi dorongan
  • Kelebihan dan Keterbatasan Kelebihan Eksistensial Humanistik 1. Teknik ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam perkembangan dan kepercayaan diri. 2. Adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri. 3. Memanusiakan manusia. 4. Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena sosial.
  • 5. Pendekatan terapi eksistensial lebih cocok digunakan pada perkembangan klien seperti masalah karier, kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam pergaulan ataupun masa transisi dalam perkembangan dari remaja menjadi dewasa.
  • Kelemahan Eksistensial Humanistik: 1. Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal 2. Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas 3. Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya (keputusan ditentukan oleh klien sendiri) 4. Proses terapi memakan waktu lama 5. Memiliki keterbatasan penerapan pada kasus level keberfungsian klien yang rendah (klien yang ekstrem yang membutuhkan penangan secara langsung)
  • Simpulan Terapi eksistensial-humanistik berdasarkan pada asumsi bahwa kita bebas dan bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil dan perbuatan yang kita lakukan. Yang paling diutamakan dalam konseling eksistensial-humanistik adalah hubunganya dengan klien. Kualitas dari dua orang yang bertatap muka dalam situasi konseling merupakan stimulus terjadinya perubahan yang positif. Ada tiga tahap dalam proses konseling eksistensial-humanistik. Dan tidak ada teknik khusus yang digunakan dalam konseling eksistensial-humanistik.
sumber : http://www.slideshare.net/irfanyipang/eksistensial-humanistik-irfany

Tidak ada komentar:

Posting Komentar