Total Tayangan Halaman

Kamis, 25 Oktober 2012

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR part 2


1.      Sebutkan cinta menurut Dr. Sarlito W. Sarwono. Berikan contoh masing – masing minimal 2 contoh !
a.       Keterikatan (Cinta Setia)
Contoh :
                                                                      i.            Cinta Tuhan kepada umat manusia
                                                                    ii.            Cinta Orang tua kepada anaknya
b.      Keintiman (Cinta Saudara)
Contoh :
                                                                    i.            Cinta antara kakak dengan adik (sesama saudara)
                                                                  ii.            Cinta antara sahabat
c.       Kemesraan (Cinta Rayuan)
Contoh :
                                                                    i.            Cinta antara sepasang kekasih
                                                                  ii.            Cinta seksual

2. a. Sebutkan nilai estetika keindahan, berikan contoh minimal 2 !
Nilai estetik adalah nilai suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau suatu golongan. Nilai digolongkan menjadi :
                                                        i.            Nilai ekstrinsik : sifat baik suatu benda sebagai alat untuk sesuatu hal lainnya.
                                                      ii.            Nilai instrinsik : sifat baik dari benda yang bersangkutan atau sebagai suatu tujuan ataupun demi kepentingan benda itu sendiri
·         Contoh :
a.       Puisi
Tema,latar, alur dsb mengandung nilai ekstrinsik dan amanat dalam puisi mengandung nilai ekstrinsik 
b.      Pantun
Larik, baris,rima merupakan bagian dari nilai ekstrinsik pada Pantun dan amanat yang terkandung dalam pantun juga merupakan bagian instrinsiknya

3 . Berilah contoh dalam kehidupan sehari-hari anda tentang penderitaan, sebab-sebabnya dan pengaruh penderitaan tersebut !
Ø  Kehidupan pengamen jalanan di sekitar rumahku
Penyebabnya : karena rusaknya kehidupan keluarga, khusunya pengamen di rumah saya karena ditinggal pergi oleh ibunya dan ayahnya sudah meninggal dan dia mempunyai seorang adik yang harus dia biayai untuk  sekolah SMA itu yang membuat dia harus mencukupi kehidupan dia dan adiknya dengan mengamen di bus – bus kota.
Pengaruhnya : membuat kehidupan anak muda ini yang berumur sekitar 21 tahun menjadi perokok, karena kehidupan jalanan yang keras juga membuat ia
sering bertengkar, tekanan hidup untuk membiayai sekolah adiknya pernah membuat dia harus mencuri, yang mengakibatkan dia tidak disukai oleh warga sekitar. Bahkan pada bulan ini dia meninggal bunuh diri dan baru tersebarlah cerita tentang tanggung jawabnya kepada adiknya dan tekanan – tekanan yang di hadapinya.
Pengaruh negatif pada lingkungan mengakibatkan suka ada barang yang hilang dan lingkungan kami suka di cap negatif.
Pengaruh positifnya pada lingkungan untuk lebih memperhatikan satu dengan yang lainnya, tidak memandang negatif hanya dengan memandang kasat mata

Ø  Perceraian yang berakibat buruk pada anak
Penyebabnya : sang istri sering berhutang kepada orang-orang sekitar dan membohongi suaminya menyebabkan keretakan rumah tangga yang sudah dikaruniai 2 orang anak yg masih belia ini. Kurangnya komunikasi juga berperan penting atas keretakan rumah tangga mereka.
Pengaruhnya : pengaruhnya jelas terlihat terutama kepada anak anak mereka. Anak pertama mereka masih menginjak sekolah TK ini sempat berhenti beberapa lama. Dan anak mereka yang kedua pernah dititipkan kepada tetangga. Dan sekarang kedua anak mereka dititipkan kepada nenek anak anak mereka.
Pengaruh negatif terhadap lingkungan : tetangga tetangga banyak yang di repotkan dan kerugian akibat hutang yang membuat banyak orang tidak percaya lagi dengan mereka.
Pengaruh positif terhadap lingkungan : sebagai pembelajaran untuk tidak mudah percaya kepada orang. Dan timbulnya kekerabatan terhadap keluarga nenek anak-anak mereka.
Note : Terimakasih Ibu Ida Astuti

Senin, 22 Oktober 2012

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR #1


                        TUGAS ILMU BUDAYA DASAR

Nama              : Carin Riyanti Winata
Fakultas           : Psikologi
Kelas                : 1PA01


  1. Kebiasaan kebiasaan yang berlaku dilingkungan ku
a.      Komunitas sel (komsel)
Nilai – nilai yang berlaku adalah mementingkan kepentingan besama dibandingkan kepentingan umum. Salah satu nilai nilai yang mereka tekankan adalah tentang prinsip “kita lebih penting dari pada kami” yg artinya lebih mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan golongan. Mereka saling memberi, saling mengasihi seperti saudara dan sebagian besar mereka terdiri dari anak anak muda di kota Bogor
pendapat saya : saya sangat menyukai kegiatan komunitas ini mereka mempunyai daya semangat yang tinggi untuk menjadi teladan dimanapun mereka berada terutama dikeluarga walau mereka masih duduk di bangku sekolah.

b.      Dilingkungan tetangga
Nilai – nilai yang berlaku dalam kehidupan mereka adalah beberapa orang seperti acuh tak acuh terhadap lingkungan sedangkan rata rata mereka masih mempunyai hubungan kekeluargaan. Jika ada perayaan saja mereka berkumpul walaupun terlihat acuh tak acuh terhadap satu sama lain.
Pendapat saya mengenai hal tersebut adalah saya sebetulnya kurang menyukai gaya hidup atau lingkungan seperti ini. Ditambah dengan mereka masih mempunyai hubungan keluarga. Dan saya sudah berusaha untuk tidak mengikuti pola yang sudah berlaku, saya belajar untuk menyapa dan tersenyum. Semoga dapat mengurangi ketegangan yang ada.













  1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Perubahan Sosial dan Budaya
Perubahan sosial dan budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan terdiri dari faktor yang mendorong dan faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial budaya seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam maupun dari luar masyarakat. Berikut diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya.
Diantara berbagai faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya :
1.      Kontak dengan kebudayaan lain. Masyarakat yang sering melakukan kontak dengan kebudayaan lain akan mengalami perubahan yang cepat. Kontak dengan kebudayaan lain ini berhubungan dengan difusi, yaitu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu ke individu lain atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
2.      Sistem pendidikan formal yang maju. Pada jaman modern sekolah semakin memegang peran penting dalam melakukan perubahan-perubahan pada para murid yang juga merupakan anggota masyarakat secara keseluruhan. Melalui pendidikan, seseorang diajarkan berbagai kemampuan dan nilai-nilai yang berguna bagi manusia, terutama untuk membuka pikirannya terhadap hal-hal baru.
3.      Toleransi. Perubahan sosial budaya yang cepat akan terjadi pada masyarakat yang sangat toleran terhadap perbuatan atau masyarakat yang berperilaku menyimpang, baik yang positif maupun negatif, dengan catatan bukan merupakan pelanggaran hukum. Masyarakat yang memiliki toleransi cenderung lebih mudah menerima hal-hal yang baru.
4.      Sistem stratifikasi terbuka. Sistem pelapisan sosial terbuka pada masyarakat akan memberikan peluang sebesar-besarnya kepada individu untuk naik ke kelas sosial yang lebih tinggi melalui berbagai usaha yang diperbolehkan oleh kebudayaannya.
5.      Penduduk yang heterogen. Pada masyarakat yang heterogen atau masyarakat yang berbasis latar belakang kebudayaan, ras, dan ideologi  yang beragam akan mudah mengalami pertentangan-pertentangan yang mengundang perubahan. Keadaan ini akan mendorong terjadinya perubahan dalam masyarakat.
6.      Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan. Ketidakpuasan ini, baik dalam sistem kemasyarakatan, ekonomi, politik, dan keamanan, akan mendorong masyarakat melakukan perubahan sistem yang ada dengan cara menciptakan sistem baru agar sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya.
7.      Orientasi ke masa depan. Umumnya masyarakat beranggapan bahwa masa yang akan datang berbeda dengan masa sekarang, sehingga mereka berusaha menyesuaikan diri, baik yang sesuai dengan keinginannya, maupun keadaan yang buruk sekalipun. Untuk itu, perubahan-perubahan harus dilakukan agar dapat menerima masa depan.
8.      Pandangan bahwa manusia harus senantiasa berusaha  untuk memperbaiki hidupnya. Terdapat suatu ajaran atau keyakinan di masyarakat yang menyebutkan bahwa yang dapat mengubah atau memperbaiki keadaan nasib manusia adalah manusia itu sendiri, dengan bimbingan Tuhan.  Jika seseorang ingin berubah niscaya ia harus berusaha. Usaha ini ke arah penemuan-penemuan baru dalam bentuk cara-cara hidup atau pun pola interaksi di masyarakat.
Selain dari itu faktor-faktor yang bisa menghambat perkembangan di masyarakat dari perubahan sosial budaya diantaranya :
1.      Kurang berhubungan dengan masyarakat lain. Masyarakat yang kurang memiliki hubungan dengan masyarakat lain umumnya adalah masyarakat terasing atau terpencil. Dengan keadaan seperti ini, mereka tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain.
2.      Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat. Keterlambatan perkembangan ilmu pengetahuan di suatu kelompok masyarakat dapat disebabkan karena masyarakat tersebut berada di wilayah yang terasing, sengaja mengasingkan diri atau lama dikuasai (dijajah) oleh bangsa lain sehingga mendapat pembatasan-pembatasan dalam segala bidang.
3.      Sikap masyarakat yang sangat tradisional. Suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi lama serta anggapan bahwa tradisi tidak dapat diubah akan sangat menghambat jalannya proses perubahan, keadaan tersebut akan menjadi lebih parah apabila masyarakat yang bersangkutan dikuasai oleh golongan konservatif.
4.      Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat. Dalam suatu masyarakat, selalu terdapat kelompok-kelompok yang menikmati kedudukan tertentu. Biasanya, dari kedudukan itu mereka mendapatkan keuntungan-keuntungan tertentu dan hak-hak istimewa.
5.      Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi sosial yang telah ada. Integrasi sosial mempunyai derajat yang berbeda. Unsur-unsur luar dikhawatirkan akan menggoyahkan integrasi sosial dan menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek tertentu dalam masyarakat.
6.      Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis. Di dalam masyarakat menganggap pandangan hidup atau keyakinan yang telah menjadi ideologi dan dasar integrasi mereka dalam waktu lama dapat terancam oleh setiap usaha perubahan unsur-unsur kebudayaan.
7.      Prasangka pada hal-hal baru atau asing (sikap tertutup). Prasangka seperti ini umumnya terdapat pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa asing, mereka menjadi sangat curiga terhadap hal-hal yang datang dari luar sebab memiliki pengalaman pahit sebagai bangsa yang pernah dijajah, umumnya unsur-unsur baru yang masuk berasal dari dunia barat.
8.      Adat istiadat (kebiasaan). Adat istiadat atau kebiasaan merupakan pola perilaku anggota masyarakat dalam memenuhi semua kebutuhan pokoknya. Jika kemudian pola-pola perilaku tidak lagi efektif memenuhi kebutuhan pokok, maka akan muncul krisis adat atau kebiasaan, yang mencakup bidang kepercayaan, sistem pencaharian, pembuatan rumah dan cara berpakaian.
sumber google.com



















  1. Contoh nilai nilai yang terkandung dalam puisi dan prosa

A.      PUISI PERTAMA
NARKOTIK
Dia memang membuat kita melayang
                        Melayang seperti di surga
                        Yang membuat kita hanyut
                        Dalam kenikmatan...

                        Tapi sadarlah kawan
                        Dia hanya memperbudak kita
                        Dia akan menghancurkan hidupmu
Menghancurkan masa depanmu

Setelah kau hancur
Kau akan diejek dan ditertawakan
Negeri ini akan hancur
Bila semua emudadi rusak oleh nya

Ingatlah kawan ...
Masih banyak yang haruskita lakukan
Selain diperbudak olehnya
                                                                                    Karya : Siti Rohayah
Nilai yang dianut puisi berjudul narkotik tersebut adalah :
  1. Bahaya narkotik yang bukan hanya merengut kesehatan kita tetapi juga masa depan kita.
  2. Harus menjaga pergaulan terutama di masa remaja karena masa masa remaja adalah masa masa yang rawan untuk para remaja dalam pencarian jati dirinya.
  3. Jangan mau diperbudak oleh narkoba ! say no to drugs !














B.      PUISI KEDUA
PUISI NASEHAT UNTUK DIRI
Wahai Diri....
Janganlah kau melangkah di jalan keputusasaan
karena di alam ini terhampar berjuta harapan
janganlah kau berlalu mengarah pada kegelapan
karena di alam ini trdapat cahaya iman

Wahai diri...
Allah ada tatkala hati terluka
Allah ada tatkala raga menderita
Allah ada tatkala sukma dihina
Allah ada tatkala bahagia menyapa

Wahai diri...
Ujian kan datang silih berganti
seperti layaknya pergantian hari
hadapai ia dengan rumus Illahi
Niscaya kedamaina kan bersemi di hati

 By Eni Susanti

Nilai nilai yang terkandung dalam puisi tersebut adalah :
a.       Hidup ini adalah anugerah dari yang maha kuasa untuk itu sangat diperlukan untuk kita mensyukuri semua keadaan yang kita alami.
b.      Beribadah merupakan hal yang terpenting untuk kita mendekatkan diri dengan yang Maha Kuasa.
c.       Lakukan semua yang kita kerjakan sebagai bentuk syukur kita terhadap pemberian Yang Maha Kuasa.














C.     PROSA PERTAMA

Angkaro dan Tunturana
Dua ekor kepiting, Angkaro dan Tuturana, bersahabat karib. Mereka tinggal bersama di pinggir laut, di balik bebatuan. Mereka bersembunyi karena takut pada orang-orang yang mencari ikan dan kepiting. Apabila laut pasang, mereka bermain tanpa takut akan ditangkap manusia.
Pada suatu malam, ketika bulan purnama, Angkaro dan Tuturana keluar menikmati keindahan alam.
” Sahabat, bagaimana kalau kita hiasi punggung kita agar kelihatan menarik ?” kata Angkaro.
”Bagus sekali idenya. Kita memang perlu mempercantik diri agar kelihatan menarik. Tapi, bagaimana caranya ? ” tanya Tuturana.
”Bagini.”sahut Angkaro, ”Kita lukis punggung kita dengan cat warna-warni yang menarik.”
” Wah, menarik sekali.Bagaimana kalau aku dulu yang dilukis. Boleh atau tidak ? tanya Tuturana.
”Baiklah.”kata Angkaro.
Angkaro mulai mengukir punggung Tuturana. Punggung Tuturana  dihiasi dengan bulatan-bulatan dari muka ke belakang, dan dari atas ke bawah. Lukisan itu sangat mempesona.
”Sudah selesai sahabat.”kata Angkaro.
Tuturana bercermin pada di air laut yang jernih.
“Bagus, bukan?”tanya Angkaro.
“Bagus sekali. Terima kasih sahabat.”kata Tuturana,
”Sekarang giliranku.”kata Angkaro.
Tiba-tiba air laut surut. Datanglah pencari ikan membawa obor. Kedua
bahaya.
”Maaf, sahabat. Orang-orang sudah datang untuk menangkap kita. Tidak ada waktu lagi
”Tidak punggungku harus kamu ukir !” teriak Angkaro.
Melihat obor-obor semakin dekat, Tunturana menggambari punggng Angkaro dengan dengan kuas dan cat tanpa bentuk. Punggung Angkaro sekarang penuh dengan garis tidak karuan karena tergesa-gesa hendak menyelamatkan diri.
Angkaro terpaksa menerima keadaan. Keduanya berkawan dalam bentuk yang amat berbeda: Tuturana cantik dan Angkaro jelek.
Sumber : Aku Cinta Bahasa Indonesia kelas IV , Tiga Serangkai

Nilai – nilai yang dianut :
  1. Besabar dengan keadaaan
  2. Dapat menyesuaikan suasana dengan cara kita bersikap
  3. Sahabat yang baik bukan berkata yg kita mau dengar tapi yang harus kita dengar







D.    PROSA KEDUA
Legenda Batu Menangis
Di sebuah bukit yang jauh dari desa, di daerah Kalimantan, hiduplah seorang janda miskin dan anak perempuannnya. Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, dia memiliki perangai yang buruk. Gadis itu amat malas, tidak pernah membantu ibunya bekerja. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.
Suatu hari, anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh sehingga mereka harus menempuh perjalanan yang jauh. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan dengan memakai pakaian yang bagus  dan bersolek agar dikagumi kecantiknnya. Sementara, ibunya berjalan di belakangnya sambil membawa keranjang dengan memakai pakaian yang dekil. Karena mereka hidup ditempat yang terpencil, maka tak seorang pun tahu bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Orang – orang terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama pemuda desa. Namun, saat melihat orang yang berjalan di belakang anak itu, sungguh kontras keadaannya. Hal ini membuat orang bertanya-tanya.
Diantara orang yag melihat itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu.
” Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan di belakangmu itu ibumu?”
Namun apa jawaban gadis itu?
“Bukan, “katanya angkuh.” Ia adalah pembantuku.”
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekat lagi seorang pemudadan bertanya kepada gadis itu.
”Bukan, bukan.”jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. ” Ia adalah budakku.”
Begitulah setiap ada seseorang yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya begitu. Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka itu, si ibu masih bisa menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawaban yang sama, akhirnya si ibu yang malang itu tidak dapat menahan diri. Si ibu berdoa :
”Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba tega memperlakukan hamba seperti ini. Ya Tuhan, hukumlah anak hamba! Hukumlah ....”
Atas kuasa Tuhan, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis dan memohon ampun kepada ibunya.
”Oh, Ibu.Ibu Ampuni saya, ampunilah kedurhakaan anakamu selama ini. Ibu...Ibu...Ampuni anakmu.”
Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi semua telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata., seperti sedang menagis.
Sumber  : Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara: Pustaka Agung Harapan

Nilai nilai yang dianut :
  1. Menghormati orang tua karena itulah yang seharusnya anak lakukan kepada orang tuanya
  2. Memberikan yang terbaik untuk orang tua
  3. Menerima keadaan orang tua apa adanya
  4. Perkataan orang tua bisa mendatangkan kutuk dan berkat terutama kepasa anaknya



Note : Terimakasih Ibu Ida Astuti