Total Tayangan Halaman

Jumat, 04 Oktober 2013

Tugas Psikologi dan teknologi Internet - Carin Riyanti Winata


Tugas Psikologi dan Teknologi Internet
Nama : Carin Riyanti Winata
NPM : 11512554
Kelas : 2PA01

Dampak penggunaan Teknologi Komunikasi
Seperti yang telah kita ketahui perkembangan internet di Masa ini sangat berkembang cepat. Saya termasuk orang yang tidak terlalu high teknologi. Semasa SMA sangat jarang saya menggunakan internet kecuali bila memakai social media. Tetapi ketika saya kuliah Universitas Gunadarma yang berbasis IT mau tidak mau saya harus mempelajari Internet lebih baik dari masa SMA.  Saya akan mencoba membahas tentang Dampak dari pengunaan Smartphone beberapa materinya juga saya dapatkan dari berbagai sumber yang lain. Namun, saya akan memulainya dengan membahas sejarah dari Alat-alat Komunikasi.
Dalam  Era Globalisasi ini, teknologi semakin berkembang dengan cepat seiring dengan perkembangan Zaman. Kebutuhan untuk berkomunikasi antar manusia meningkat, jarak antara individu untuk berkomunikasi kini bukan menjadi masalah karena  semakin meningkatnya teknologi komunikasi.
Dahulu untuk berkomunikasi kita mengenal berbagai cara untk menyampaikan pesan. Dahulu kita mengenal handphone hanya untuk menelepon dan menyampaikan pesan.  Dan handphone hanya digunakan oleh orang – orang yang berada dan mempunyai status social yang tinggi. Seperti orang-orang yang berbisnis dan yang hanya berkepentingan saja. Namun sekarang anak anak Kecil pun sudah memakai handphone sebagai kebutuhan pokok. Unutk mengirimkan pesan kita  mengenal nama  SMS atau short message service . Dan jika ingin mengirim data-data berjenis multimedia (seperti lagu, gambar atau video) menyebutnya dengan MMS atau Multimedia Messaging Service.  Dan kemudian muncul lah Smartphone Blackberry , Samsung dsb Kecanggihan smartphone ini diakui dengan meningkatnya pejualan diseluruh dunia, yang semakin diminati dan diterima baik oleh masyarakat global dan menjadikannya sebagai gaya hidup masyarakat Global. Menurut Indonesia’s International Data Corporation (IDC) pasar smartphone di Indonesia diperkirakan akan terus bertumbuh 68%  hingga akhir tahunini (2013). Kelebihan smartphone dari handphoone biasa adalah smartphone dapat langsung terhubung dengan internet sehingga para pengguna dapat mengirim e-mail, browshing, chatting, facebook, twitter dengan mudah, bebas, kapanpun dan dimanapun. Dan Akibatnya kini kita mengenal dengan istilah kecanduan smartphone. Hal tersebut berdampak buruk pada mata, penggunaan smartphone, tablet maupun komputer secara rutin dapat merusak mata. Sekitar 41 persen orang Inggris menderita sakit kepala dan penglihatan kabur setelah rutin menggunakansmartphone dan komputer.
Berikut akan dibahas tentang 6 ciri kecanduan Internet yang saya dapatkan dari www.beritasatu.com
Harus Buru-buru untuk Merespons
Jika ada pesan teks masuk atau email, pecandu smartphone merasa harus selalu langsung merespon dengan cepat. Karena jika tidak, mereka akan merasa cemas dan tidak akan mampu berkonsentrasi.
Sindrom Phantom Cellphone
Sindrom Phantom Cellphone adalah sindrom yang sering dirasakan oleh pecandu smartphone. Mereka sering merasakan getaran saat smartphone ditempatkan di saku mereka, padahal sebenarnya smartphone Anda tidak bergetar ataupun berbunyi tanda ada panggilan atau pesan masuk.
Takut Ketinggalan
Apakah Anda merasa takut ketinggalan informasi atau berita terbaru yang jika tidak mengakses jejaring sosial untuk beberapa saat? Bila ya, itu berarti Anda termasuk orang yang kecanduan smartphone.
Tidak Peduli
Selama makan malam dengan keluarga, pecandu smartphone tidak akan bersosialisasi dengan keluarganya. Ia malah sibuk dengan smartphone-nya sendiri. Sikap ini juga merupakan tanda orang yang bersangkutan kecanduan smartphone.
Gampang Cemas
Bila Anda lupa membawa smartphone, apakah Anda merasa cemas dan tidak bisa berkonsentrasi pada hal lain? Bila ya, itu juga berarti Anda termasuk sebagai pecandu smartphone. Karena tipe orang yang kecanduan smartphone harus selalu membawa gadget kemana pun pergi.
Kinerja yang Buruk
Tanda terbaru dari kecanduan smartphone adalah penurunan kinerja, baik di sekolah atau di tempat kerja. Hal ini terjadi karena pecandu hanya sibuk dan fokus pada smartphone-nya, bukan pada tugas atau kewajiban.

Dan selain hal ini ada dampak pikologis yang sangat terlihat bagi seseorang yang kecanduan smartphone seperti kecemasan. Saya pun mengakui ketika saya berpergian benda yang penting harus saya bawa adalah smartphone yang saya punya.  Ketergantungan merupakan hasil dari kebiasaan atau pola hidup yang dilakukan terus menerus sehingga melekat di alam bawah sadar.  Walau kita menegetahui bahwa ketergantungan bukanlah hal yang baik untuk dilakukan, terutama ketergantungan kepada benda, tetapi pikiran bawah sadar mengendalikan hidup manusia. Semua kebiasaan – kebiasaan yang dilakukan berasal dari gagasan – gagasan dan gambar- gambar yang telah terkubur didalam alam bawah sadar. memori itulah yang mengontrol seluruh sikap dan perbuatan tubuh.  Dan selain itu ada dampak pada psikologis sosialnya. Yaitu menjadi lebih menyukai membangun hubungan lewat jejaring social didunia maya dari pada didunia nyata yang seharusnya terjadi pada umumnya. Yang sangat disayangkan ketika anak anak seharusnya mempunyai masa masa yang sangat baik dalam bersosialisasi lebih suka main games sendirian. Sehingga ketika dewasa ada kemungkinan besar sang anak tumbuh menjadi lebih penyendiri dan sulit bersosialisasi. Padahal kemampuan berkomunikasi seharusnya mulai tumbuh saat masa kanak-kanak.  Dampak lebih jauh, banyak orang terisolasi dari lingkungan sehingga munculah efek berikutnya berupa depresi.

   Dampak lainnya dapat kita lihat dari sudut pandang emosi dan sosial. Menurut dr. Seto Mulyadi dalam suatu seminar menyatakan bahwa pada remaja, perkembangan emosi tidak lepas dari interaksinya dengan lingkungan sosial. Bila lingkungan sosial yang ada di sekeliling remaja berupa lingkungan sosial yang “virtual” dan tidak pada kenyataannya, maka perkembangan emosi remaja juga cenderung tidak adekuat karena umpan balik dari lingkungan virtual dapat diatur sesuai kehendak individu sedangkan umpanbalik dari lingkungan nyata belum tentu sesuai dengan kehendak individu. Sehingga individu harus mengembangkan keterampilan sosial dan emosi untuk mengatasinya.

  

Sujmber :
Arianto. David.,Build.2013.Jakarta Pusat.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar