TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
Nama : Carin Riyanti Winata
Fakultas : Psikologi
Kelas : 1PA01
- Kebiasaan kebiasaan yang berlaku
dilingkungan ku
a.
Komunitas
sel (komsel)
Nilai – nilai yang berlaku adalah mementingkan kepentingan besama
dibandingkan kepentingan umum. Salah satu nilai nilai yang mereka tekankan
adalah tentang prinsip “kita lebih penting dari pada kami” yg artinya lebih
mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan golongan. Mereka saling
memberi, saling mengasihi seperti saudara dan sebagian besar mereka terdiri
dari anak anak muda di kota Bogor
pendapat saya : saya sangat menyukai kegiatan komunitas ini mereka
mempunyai daya semangat yang tinggi untuk menjadi teladan dimanapun mereka
berada terutama dikeluarga walau mereka masih duduk di bangku sekolah.
b.
Dilingkungan
tetangga
Nilai – nilai yang berlaku dalam kehidupan mereka adalah beberapa orang
seperti acuh tak acuh terhadap lingkungan sedangkan rata rata mereka masih mempunyai
hubungan kekeluargaan. Jika ada perayaan saja mereka berkumpul walaupun
terlihat acuh tak acuh terhadap satu sama lain.
Pendapat saya mengenai hal tersebut adalah saya sebetulnya kurang
menyukai gaya hidup atau lingkungan seperti ini. Ditambah dengan mereka masih
mempunyai hubungan keluarga. Dan saya sudah berusaha untuk tidak mengikuti pola
yang sudah berlaku, saya belajar untuk menyapa dan tersenyum. Semoga dapat
mengurangi ketegangan yang ada.
- Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Proses Perubahan Sosial dan Budaya
Perubahan sosial dan budaya
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
kebudayaan terdiri dari faktor yang mendorong dan faktor yang menghambat
terjadinya perubahan sosial budaya seperti telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam maupun dari luar
masyarakat. Berikut diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial
budaya.
Diantara berbagai faktor yang
mendorong terjadinya perubahan sosial budaya :
1.
Kontak dengan kebudayaan lain. Masyarakat
yang sering melakukan kontak dengan kebudayaan lain akan mengalami perubahan
yang cepat. Kontak dengan kebudayaan lain ini berhubungan dengan difusi, yaitu proses penyebaran
unsur-unsur kebudayaan dari individu ke individu lain atau dari satu masyarakat
ke masyarakat lain.
2.
Sistem pendidikan formal yang maju. Pada jaman
modern sekolah semakin memegang peran penting dalam melakukan
perubahan-perubahan pada para murid yang juga merupakan anggota masyarakat
secara keseluruhan. Melalui pendidikan, seseorang diajarkan berbagai kemampuan
dan nilai-nilai yang berguna bagi manusia, terutama untuk membuka pikirannya
terhadap hal-hal baru.
3.
Toleransi. Perubahan
sosial budaya yang cepat akan terjadi pada masyarakat yang sangat toleran
terhadap perbuatan atau masyarakat yang berperilaku menyimpang, baik yang
positif maupun negatif, dengan catatan bukan merupakan pelanggaran hukum.
Masyarakat yang memiliki toleransi cenderung lebih mudah menerima hal-hal yang
baru.
4.
Sistem stratifikasi terbuka. Sistem
pelapisan sosial terbuka pada masyarakat akan memberikan peluang
sebesar-besarnya kepada individu untuk naik ke kelas sosial yang lebih tinggi
melalui berbagai usaha yang diperbolehkan oleh kebudayaannya.
5.
Penduduk yang heterogen. Pada
masyarakat yang heterogen atau masyarakat yang berbasis latar belakang
kebudayaan, ras, dan ideologi yang beragam akan mudah mengalami
pertentangan-pertentangan yang mengundang perubahan. Keadaan ini akan mendorong
terjadinya perubahan dalam masyarakat.
6.
Ketidakpuasan masyarakat terhadap
berbagai bidang kehidupan. Ketidakpuasan ini, baik dalam
sistem kemasyarakatan, ekonomi, politik, dan keamanan, akan mendorong
masyarakat melakukan perubahan sistem yang ada dengan cara menciptakan sistem
baru agar sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya.
7.
Orientasi ke masa depan. Umumnya
masyarakat beranggapan bahwa masa yang akan datang berbeda dengan masa
sekarang, sehingga mereka berusaha menyesuaikan diri, baik yang sesuai dengan
keinginannya, maupun keadaan yang buruk sekalipun. Untuk itu,
perubahan-perubahan harus dilakukan agar dapat menerima masa depan.
8.
Pandangan bahwa manusia harus
senantiasa berusaha untuk memperbaiki hidupnya. Terdapat
suatu ajaran atau keyakinan di masyarakat yang menyebutkan bahwa yang dapat
mengubah atau memperbaiki keadaan nasib manusia adalah manusia itu sendiri,
dengan bimbingan Tuhan. Jika seseorang ingin berubah niscaya ia harus
berusaha. Usaha ini ke arah penemuan-penemuan baru dalam bentuk cara-cara hidup
atau pun pola interaksi di masyarakat.
Selain dari itu faktor-faktor yang bisa menghambat
perkembangan di masyarakat dari perubahan sosial budaya diantaranya :
1.
Kurang berhubungan dengan masyarakat
lain. Masyarakat yang kurang memiliki hubungan dengan
masyarakat lain umumnya adalah masyarakat terasing atau terpencil. Dengan
keadaan seperti ini, mereka tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang
terjadi pada masyarakat lain.
2.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang
terlambat. Keterlambatan perkembangan ilmu pengetahuan di suatu
kelompok masyarakat dapat disebabkan karena masyarakat tersebut berada di
wilayah yang terasing, sengaja mengasingkan diri atau lama dikuasai (dijajah)
oleh bangsa lain sehingga mendapat pembatasan-pembatasan dalam segala bidang.
3.
Sikap masyarakat yang sangat
tradisional. Suatu sikap yang
mengagung-agungkan tradisi lama serta anggapan bahwa tradisi tidak dapat diubah
akan sangat menghambat jalannya proses perubahan, keadaan tersebut akan menjadi
lebih parah apabila masyarakat yang bersangkutan dikuasai oleh golongan
konservatif.
4.
Adanya kepentingan-kepentingan yang
telah tertanam kuat. Dalam suatu masyarakat, selalu
terdapat kelompok-kelompok yang menikmati kedudukan tertentu. Biasanya, dari
kedudukan itu mereka mendapatkan keuntungan-keuntungan tertentu dan hak-hak
istimewa.
5.
Rasa takut akan terjadi kegoyahan
pada integrasi sosial yang telah ada. Integrasi sosial mempunyai derajat
yang berbeda. Unsur-unsur luar dikhawatirkan akan menggoyahkan integrasi sosial
dan menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek tertentu dalam masyarakat.
6.
Hambatan-hambatan yang bersifat
ideologis. Di dalam masyarakat menganggap pandangan hidup atau
keyakinan yang telah menjadi ideologi dan dasar integrasi mereka dalam waktu
lama dapat terancam oleh setiap usaha perubahan unsur-unsur kebudayaan.
7.
Prasangka pada hal-hal baru atau
asing (sikap tertutup). Prasangka seperti ini umumnya
terdapat pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa asing, mereka
menjadi sangat curiga terhadap hal-hal yang datang dari luar sebab memiliki
pengalaman pahit sebagai bangsa yang pernah dijajah, umumnya unsur-unsur baru
yang masuk berasal dari dunia barat.
8.
Adat istiadat (kebiasaan). Adat
istiadat atau kebiasaan merupakan pola perilaku anggota masyarakat dalam memenuhi
semua kebutuhan pokoknya. Jika kemudian pola-pola perilaku tidak lagi efektif
memenuhi kebutuhan pokok, maka akan muncul krisis adat atau kebiasaan, yang
mencakup bidang kepercayaan, sistem pencaharian, pembuatan rumah dan cara
berpakaian.
sumber google.com
- Contoh nilai nilai yang terkandung dalam
puisi dan prosa
A.
PUISI
PERTAMA
NARKOTIK
Dia memang membuat kita melayang
Melayang seperti di
surga
Yang
membuat kita hanyut
Dalam
kenikmatan...
Tapi
sadarlah kawan
Dia
hanya memperbudak kita
Dia
akan menghancurkan hidupmu
Menghancurkan masa depanmu
Setelah kau hancur
Kau akan diejek dan ditertawakan
Negeri ini akan hancur
Bila semua emudadi rusak oleh nya
Ingatlah kawan ...
Masih banyak yang haruskita lakukan
Selain diperbudak olehnya
Karya
: Siti Rohayah
Nilai yang
dianut puisi berjudul narkotik tersebut adalah :
- Bahaya narkotik yang bukan hanya
merengut kesehatan kita tetapi juga masa depan kita.
- Harus menjaga pergaulan terutama di masa
remaja karena masa masa remaja adalah masa masa yang rawan untuk para
remaja dalam pencarian jati dirinya.
- Jangan mau diperbudak oleh narkoba ! say
no to drugs !
B.
PUISI
KEDUA
PUISI NASEHAT UNTUK DIRI
Wahai Diri....
Janganlah kau melangkah di jalan keputusasaan
karena di alam ini terhampar berjuta harapan
janganlah kau berlalu mengarah pada kegelapan
karena di alam ini trdapat cahaya iman
Wahai diri...
Allah ada tatkala hati terluka
Allah ada tatkala raga menderita
Allah ada tatkala sukma dihina
Allah ada tatkala bahagia menyapa
Wahai diri...
Ujian kan datang silih berganti
seperti layaknya pergantian hari
hadapai ia dengan rumus Illahi
Niscaya kedamaina kan bersemi di hati
By Eni Susanti
Nilai nilai yang terkandung dalam
puisi tersebut adalah :
a. Hidup
ini adalah anugerah dari yang maha kuasa untuk itu sangat diperlukan untuk kita
mensyukuri semua keadaan yang kita alami.
b. Beribadah
merupakan hal yang terpenting untuk kita mendekatkan diri dengan yang Maha
Kuasa.
c. Lakukan
semua yang kita kerjakan sebagai bentuk syukur kita terhadap pemberian Yang
Maha Kuasa.
C. PROSA
PERTAMA
Angkaro
dan Tunturana
Dua ekor kepiting, Angkaro dan
Tuturana, bersahabat karib. Mereka tinggal bersama di pinggir laut, di balik
bebatuan. Mereka bersembunyi karena takut pada orang-orang yang mencari ikan
dan kepiting. Apabila laut pasang, mereka bermain tanpa takut akan ditangkap
manusia.
Pada suatu malam, ketika bulan purnama, Angkaro dan
Tuturana keluar menikmati keindahan alam.
” Sahabat, bagaimana kalau kita hiasi punggung kita
agar kelihatan menarik ?” kata Angkaro.
”Bagus sekali idenya. Kita memang perlu mempercantik
diri agar kelihatan menarik. Tapi, bagaimana caranya ? ” tanya Tuturana.
”Bagini.”sahut Angkaro, ”Kita lukis punggung kita
dengan cat warna-warni yang menarik.”
” Wah, menarik sekali.Bagaimana kalau aku dulu yang
dilukis. Boleh atau tidak ? tanya Tuturana.
”Baiklah.”kata Angkaro.
Angkaro mulai mengukir punggung Tuturana. Punggung
Tuturana dihiasi dengan bulatan-bulatan
dari muka ke belakang, dan dari atas ke bawah. Lukisan itu sangat mempesona.
”Sudah selesai sahabat.”kata Angkaro.
Tuturana bercermin pada di air laut yang jernih.
“Bagus, bukan?”tanya Angkaro.
“Bagus sekali. Terima kasih sahabat.”kata Tuturana,
”Sekarang giliranku.”kata Angkaro.
Tiba-tiba air laut surut. Datanglah pencari ikan
membawa obor. Kedua
bahaya.
”Maaf, sahabat. Orang-orang sudah datang untuk
menangkap kita. Tidak ada waktu lagi
”Tidak punggungku harus kamu ukir !” teriak Angkaro.
Melihat obor-obor semakin dekat, Tunturana
menggambari punggng Angkaro dengan dengan kuas dan cat tanpa bentuk. Punggung
Angkaro sekarang penuh dengan garis tidak karuan karena tergesa-gesa hendak
menyelamatkan diri.
Angkaro terpaksa menerima keadaan. Keduanya berkawan
dalam bentuk yang amat berbeda: Tuturana cantik dan Angkaro jelek.
Sumber : Aku Cinta Bahasa Indonesia kelas IV , Tiga
Serangkai
Nilai – nilai yang dianut :
- Besabar
dengan keadaaan
- Dapat
menyesuaikan suasana dengan cara kita bersikap
- Sahabat
yang baik bukan berkata yg kita mau dengar tapi yang harus kita dengar
D. PROSA
KEDUA
Legenda
Batu Menangis
Di sebuah bukit yang jauh dari desa, di daerah
Kalimantan, hiduplah seorang janda miskin dan anak perempuannnya. Anak gadis
janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, dia memiliki perangai yang buruk.
Gadis itu amat malas, tidak pernah membantu ibunya bekerja. Kerjanya hanya
bersolek setiap hari.
Suatu hari, anak gadis itu diajak ibunya turun ke
desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh sehingga mereka harus
menempuh perjalanan yang jauh. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan dengan
memakai pakaian yang bagus dan bersolek
agar dikagumi kecantiknnya. Sementara, ibunya berjalan di belakangnya sambil
membawa keranjang dengan memakai pakaian yang dekil. Karena mereka hidup
ditempat yang terpencil, maka tak seorang pun tahu bahwa kedua perempuan yang
berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mulai memasuki desa, orang-orang desa
memandangi mereka. Orang – orang terpesona melihat kecantikan anak gadis itu,
terutama pemuda desa. Namun, saat melihat orang yang berjalan di belakang anak
itu, sungguh kontras keadaannya. Hal ini membuat orang bertanya-tanya.
Diantara orang yag melihat itu, seorang pemuda
mendekati dan bertanya kepada gadis itu.
” Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan di
belakangmu itu ibumu?”
Namun apa jawaban gadis itu?
“Bukan, “katanya angkuh.” Ia adalah pembantuku.”
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan
perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekat lagi seorang pemudadan bertanya kepada
gadis itu.
”Bukan, bukan.”jawab gadis itu dengan mendongakkan
kepalanya. ” Ia adalah budakku.”
Begitulah setiap ada seseorang yang menanyakan
perihal ibunya, selalu jawabannya begitu. Pada mulanya mendengar jawaban
putrinya yang durhaka itu, si ibu masih bisa menahan diri. Namun setelah
berulang kali didengarnya jawaban yang sama, akhirnya si ibu yang malang itu
tidak dapat menahan diri. Si ibu berdoa :
”Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak
kandung hamba tega memperlakukan hamba seperti ini. Ya Tuhan, hukumlah anak
hamba! Hukumlah ....”
Atas kuasa Tuhan, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka
itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu
telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis dan memohon ampun kepada
ibunya.
”Oh, Ibu.Ibu Ampuni saya, ampunilah kedurhakaan
anakamu selama ini. Ibu...Ibu...Ampuni anakmu.”
Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon
kepada ibunya. Akan tetapi semua telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu
akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat
bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata., seperti sedang menagis.
Sumber :
Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara: Pustaka Agung Harapan
Nilai nilai yang dianut :
- Menghormati
orang tua karena itulah yang seharusnya anak lakukan kepada orang tuanya
- Memberikan
yang terbaik untuk orang tua
- Menerima
keadaan orang tua apa adanya
- Perkataan
orang tua bisa mendatangkan kutuk dan berkat terutama kepasa anaknya
Note : Terimakasih Ibu Ida Astuti